Minggu, 31 Juli 2011

DPP Golkar Perhatikan Pernyataan SOKSI

SUARA PEMBARUAN DAILY

DPP Golkar Perhatikan Pernyataan SOKSI

[JAKARTA] Pernyataan salah satu ormas pendiri Partai Golkar, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) yang meminta Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar meninjau kembali dukungannya kepada pemerintah mendapat perhatian. DPP Partai Golkar (PG) akan membahas secara khusus soal ini, meski pun sampai saat ini tetap mendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Demikian dikemukakan Ketua DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga ketika ditanya wartawan seusai acara Rakornas bidang Perhubungan, Telekomunikasi dan Informasi serta Badan Informasi Komunikasi Partai Golkar, di Sekretariat DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (25/8) yang dibuka Jusuf Kalla. Menurut Theo, sampai saat ini Partai Golkar tetap memiliki komitmen mendukung dan bersama-sama pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla, dengan dukungan yang bersifat kritis dan konstruktif.

Dukungan kritis dan konstruktif itu dilakukan Partai Golkar melalui kader-kadernya di parlemen dan di tengah masyarakat, yakni jika memang ada kebijakan yang tidak sesuai, akan dikritisi. "Jadi bukan seperti digambarkan orang, dukungan tanpa pamrih atau dukungan pejah gesang (hidup mati), tetapi dukungan yang kritis dan konstruktif," katanya.

Soal kegelisahan SOKSI, Theo yang juga Ketua Komisi I DPR mengakui memang sesuatu yang nyata dan ada di kalangan internal Partai Golkar. Ditanya apa dan bagaimana respons Ketua Umum DPP PG Jusuf Kalla yang juga Wapres atas pernyataan SOKSI tersebut, menurut Theo, juga sama. Wapres Jusuf Kalla, kata Theo menilai hal itu sebagai kenyataan yang ada di Partai Golkar dan memperoleh perhatian untuk nantinya dibahas.

Bentuk konkret dukungan kritis dan konstruktif tersebut, menurut Theo, antara lain diperlihatkan PG ketika pemerintah belum optimal dalam kebijakan di bidang pendidikan, kesehatan dan perekonomian. "Jadi program pemerintah yang tidak sesuai kami minta untuk diperbaiki dan itu kami lihat kasus per kasus," kata Theo.

Sementara itu menurut mantan Ketua Umum Partai Golkar, Akbar Tandjung, Sabtu pagi kepada Pembaruan mengatakan pernyataan SOKSI memperlihatkan bahwa ada sesuatu di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yu- dhoyono - Jusuf Kalla yang perlu dievaluasi dan dikritisi.

"Namun pertanyaannya apakah mungkin Partai Golkar yang ketua umumnya adalah Wapres tidak mendukung pemerintah. Menurut saya itu sesuatu yang tidak mungkin," kata Akbar yang saat ini memimpin Lembaga Pengka- jian Politik, Akbar Tandjung Ins-titut.
Menurutnya, wajar SOKSI sebagai ormas yang menjadi kekuatan politik pendukung pemerintah bersikap kritis dan menilai kinerja pemerintahan saat ini. Apalagi, katanya, banyak disebut pemerintahan ini sering ragu-ragu dan tidak tegas dalam mengambil keputusan atau ketika menjalankan kebijakan.

Persoalannya, menjadi kesulitan tersendiri ketika Partai Golkar yang didukung SOKSI adalah pendukung pemerintahan ini. Begitupun, sikap kritis dari SOKSI dan banyak pihak terhadap pemerintahan ini memang diperlukan untuk menjaga check and balances.
Tidak Berdampak

Menurut Jurubicara Kepresidenan Andi A Mallarangeng, di Kantor Presiden, seusai sidang kabinet, Jumat malam, permintaan SOKSI tersebut adalah persoalan internal di PG. Menurut Andi, sikap SOKSI tersebut tidak akan berdampak pada pemerintahan Yudhoyono-Jusuf Kalla.

Saat ini, katanya, adalah era demokrasi dan dalam pandangannya tidak ada indikasi ke arah penyikapan PG secara institusional. Andi yakin PG tetap akan mendukung pemerintah. "Ketua umumnya saja wakil presiden dan presiden bersama wakil presiden bekerja sama dengan sangat baik," kata Andi. Soal pernyataan SOKSI yang menilai pemerintah selama ini tidak tegas dalam mengambil keputusan dan berbagai kebijakannya, menurut Andi sama sekali tidak benar. Sementara itu, Wakil Sekjen PGr Rully Chaerul Azwar mengatakan, sebagai ormas SOKSI bebas berpendapat. PG belum berpikiran seperti itu. Ketergantungan PG terhadap kinerja pemerintah sangat besar.

Dikatakan, mungkin SOKSI melihat ada keraguan dari Yudhoyono terhadap kesungguhan PG mendukung pemerintah sehingga dalam beberapa hal PG dirugikan. Wacana ini memang berkembang di kalangan sebagian besar kader dan pengurus PG, mengenai untung rugi menjadi partai pendukung pemerintah. "Padahal mana mungkin PG dengan Kalla sebagai wapres tidak sepenuh hati mendukung pemerintah," katanya.

Jadi, lanjut Rully, kalau ada keraguan kalangan tertentu terhadap PG atas dukungannya terhadap pemerintah tidak beralasan.."Tapi bila PG terus menerus dirugikan sehingga sehingga berakibat kinerja PG 2009 terganggu mungkin saja pernyataan SOKSI itu dapat terjadi," tegasnya. [Y-3]

http://202.169.46.231/News/2006/08/26/Nasional/nas01.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar