Minggu, 31 Juli 2011

Perpecahan SOKSI Makin Nyata

Perpecahan SOKSI Makin Nyata

Headlines | Sun, Oct 3, 2010 at 17:08 | Jakarta, matanews.com

Suhardiman (ist/file)

Perpecahan di tubuh Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) sebagai ormas pendiri Golkar sepertinya tak terbendung lagi. Gelagat itu ditandai dengan beredarnya SMS undangan pelantikan pengurus SOKSI tandingan, termasuk yang diterima pendiri SOKSI Suhardiman, Minggu 3 Oktober 2010.

Namun, Suhardiman mengaku tidak khawatir dengan rencana pembentukan SOKSI tandingan yang dipelopori Gubernur Riau Rusli Zainal itu.

“Saya mendapat pesan singkat akan ada pelantikan pengurus SOKSI pada Senin 4 Oktober 2010. Undangan SMS itu atas nama Sekjen HM Muas. Jika pelantikan itu benar, sebagai pendiri saya merasa prihatin dan kecewa kok masih ada ada kelompok yang tidak siap menerima perbedaan pendapat secara demokratis,” kata Suhardiman kepada matanews.com di Jakarta, Minggu 3 Oktober.

SOKSI tandingan itu didirikan kelompok yang tidak puas dengan kepengurusan hasil Munas IX SOKSI yang berakhir deadlock di kawasan Puncak, Bogor, beberapa bulan lalu.
Suhardiman berharap kader-kader SOKSI tidak terpancing dan tetap menjaga kekompakan serta soliditas organisasi karena ada kelompok yang sengaja ingin memecahbelah SOKSI. “Mereka itu para pembohong besar,” kata Suhardiman.

Menurut Suhardiman, sebenarnya jika dalam suatu organisasi masih terdapat perbedaan pendapat hal itu merupakan bunga-bunga demokrasi.

“Tapi, jangan sampai perbedaan pendapat itu dijadikan alasan menentang apa yang sudah diputuskan. Hal ini penting karena menyangkut moralitas dan etika dalam berpolitik, apalagi di internal SOKSI sangat menghargai perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang biasa dalam berorganisasi,” jelas Suhardiman.

Keputusan Munas IX SOKSI yang berakhir deadlock, menurutnya, bukan kehendak siapa pun, tapi kondisi saat itu memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilanjutkan karena ada perbedaan pendapat dalam pembahasan AD/ART.

Untuk menyelamatkan Munas dan kelanjutan organisasi, AD/ART SOKSI memberikan kewenangan pada pendiri untuk mengambilalih sekaligus membentuk susunan kepengurusan. Atas landasan itu, Suhardiman dibantu para Depidar menetapkan Ade Komarudin sebagai ketua umum Depinas, Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina serta Bobby Suhardiman sebagai sekretaris Dewan Pembina SOKSI.

“Keputusan menetapkan kepengurusan SOKSI ini sudah final dan tidak dapat diganggu gugat lagi,” kata dia.

Selain itu, lanjut dia, kepengurusan SOKSI masa bakti 2010-2015 sudah dilantik dan dihadiri Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie selaku Ketua Dewan Pembina serta Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Akbar Tandjung. “Jadi, kepengurusan itu sudah legitimate dan tidak bisa diganggu gugat lagi, apalagi SOKSI merupakan ormas yang melahirkan Partai Golkar dan tetap konsisten sampai saat ini.

Menjawab apa yang akan dilakukan pendiri jika benar kubu Rusli Zainal tetap mendelarasikan SOKSI tandingan, Suhardiman menegaskan, kalau itu terjadi berarti ada dua kesalahan fatal yang dilakukan. Pertama, kepengurusan SOKSI hasil Munas IX sudah dilantik dan legitimasi kepengurusan yang ada sekarang sudah sah. Kedua, hasil Munas IX juga sudah dilaporkan ke Depdagri sebagai satu-satunya ormas yang diakui pemerintah, karena itu tidak mungkin pemerintah akan mengakui ormas tandingan.

“Kalau sudah dilaporkan ke pemerintah, mau apa lagi karena ini merupakan legitimasi dari hasil munas SOKSI yang sah. Bagi saya, sebagai orang yang mendirikan SOKSI dan mengabdikan sisa hidup untuk organisasi dan sudah berumur 86 tahun, saya memiliki pandangan dan akan selalu menanamkan prinsip konsistensi dalam bersikap antara kata dan perbuatan,” tegasnya. (mut/ham)

http://matanews.com/2010/10/03/perpecahan-soksi-makin-nyata/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar