Minggu, 31 Juli 2011

Soksi Desak Kapolri Usut Insiden HKBP

Kasus Penusukan

Soksi Desak Kapolri Usut Insiden HKBP

I Made Asdhiana | Senin, 13 September 2010 | 22:16 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Soksi), Ade Komarudin mendesak Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri segera mengusut tuntas pelaku penusukan pemuka Gereja Huriah Kristen Batak Protestan (HKBP) Ciketing, Pondok Timur, Bekasi.

Prinsipnya, setiap agama manapun tidak mungkin melakukan kekerasan.
"Selaku ketua umum Soksi, saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam bahwa insiden yang terjadi terhadap jemaat HKBP. Ini murni perbuatan kriminal, bukan kekerasan terhadap agama. Prinsipnya, setiap agama manapun tidak mungkin melakukan kekerasan, apalagi Islam selalu menjunjung tinggi prinsip ukhuwah islamiyah (persaudaraan keislaman), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan kebangsaan), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan)," katanya di Jakarta, Senin (13/9/2010).

Ade menegaskan, siapa pun pelakunya harus diusut dan diberikan ganjaran sesuai hukum yang berlaku. Soksi mengecam keras aksi kekerasan tersebut.

Menurut Ade, insiden terhadap jemaat HKBP yang sudah berulang kali terjadi, sebenarnya bukan merupakan konflik antaragama, karena masyarakat Indonesia sangat menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama yang dijamin dalam konstitusi.

"Karena itu, semua pihak harus saling menahan diri dan tidak mudah terprovokasi dengan persoalan yang ada, karena dapat memperkeruh suasana dan menjadikan persoalan ini sebagai isu politik," katanya.

Kalau persoalan itu tidak diselesaikan secara tuntas, lanjut Ade, dikhawatirkan menjadi preseden bagi kerukunan antarumat beragama sekaligus memberikan kepastian hukum serta jaminan kebebasan menjalankan ibadah sesuai ajaran agamanya masing-masing.

Ade Komarudin juga mengajak semua tokoh dan pemuka agama untuk saling menghormati pluralisme yang bukan semata-mata mengakui kemajemukan, tapi setiap pemeluk agama dituntut mengakui keberadaan dan hak agama lain. Selain itu tambahnya mengakui perbedaan dan persamaan guna terciptanya kerukunan dalam kebhinekaan.

"Saya mengimbau semua tokoh dan pemuka agama untuk saling menghormati setiap perbedaan dalam masyarakat, sehingga pluralitas agama itu benar-benar bisa diwujudkan dalam tindakan yang lebih konkret. Jangan sampai bangsa tersandera dengan pelbagai aksi kekerasan dan terorisme atas nama agama," paparnya.

Sumber :
antara

http://nasional.kompas.com/read/2010/09/13/22160240/Soksi.Desak.Kapolri.Usut.Insiden.HKBP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar