Minggu, 31 Juli 2011

Suhardiman: SOKSI Lain Ilegal

Tuesday, 05 October 2010 20:59

Suhardiman: SOKSI lain ilegal

Warta - Nusantara

WASPADA ONLINE

JAKARTA - Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia Prof Dr Suhardiman SE mengatakan kepengurusan SOKSI hanya satu sehingga jika ada kepengurusan yang lainnya berarti yang lain itu ilegal atau liar.

Suhardiman mengaku kaget ketika ada berita adanya pelantikan pengurus SOKSI yang dipimpin Gubernur Riau Rusli Zainal. Suhardiman merasa lebih kaget lagi ketika melihat ada foto dirinya dipajang dalam deklarasi kepengurusan SOKSI Gubernur Riau Rusli Zainal tersebut. Pelantikan Rusli Zainal sendiri tidak dihadiri perwakilan Partai Golkar.

Menurut Suhardiman, pihaknya berharap para pengurus SOKSI tetap tenang dan tidak merasa binggung karena pelantikan kepengurusan SOKSI periode 2010-2015 adalah sah pada 25 Juli lalu.

"Semua itu kan sudah jelas, keputusan Munas IX SOKSI yang berakhir buntu sebenarnya bukan kehendak siapa-siapa, tapi kondisi saat itu memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilanjutkan karena ada perbedaan pendapat dalam pembahasan AD/ART," kata Suhardiman.

Untuk menyelamatkan organisasi, tambah Suhardiman, berdasarkan AD/ART SOKSI memberikan kewenangan pada pendiri untuk mengambil alih sekaligus membentuk susunan kepengurusan dibantu para Depidar. Akhirnya menetapkan Ade Komarudin sebagai Ketua Umum Depinas, Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina serta Bobby Suhardiman sebagai Sekretaris Dewan Pembina SOKSI.

"Keputusan itu sudah final dan hasilnya sudah dilaporkan ke DPP Partai Golkar," kata Suhardiman.

Suhardiman menjelaskan, jika dalam suatu organisasi masih terdapat perbedaan pendapat hal itu merupakan bunga-bunga demokrasi, tapi jangan sampai perbedaan pendapat itu dijadikan alasan menentang apa yang sudah diputuskan. Menurut Suhardiman hal ini penting karena menyangkut moralitas dan etika dalam berpolitik, apalagi di internal SOKSI sangat menghargai perbedaan pendapat sebagai sesuatu yang biasa dalam berorganisasi.

"Saya berharap kader-kader SOKSI tidak terpancing dan tetap menjaga kekompakan serta menjaga soliditas organisasi karena ada kelompok yang sengaja ingin memecah belah SOKSI," kata Suhardiman.

Yang jelas, tambah Suhardiman kepengurusan Depinas SOKSI di bawah kepemimpinan Ade Komarudin sudah terdaftar di Depdagri. "Jadi, mau apa lagi, masak ada dua pengurus yang diakui pemerintah. Itu kan tidak mungkin," ujarnya.

Suhardiman menilai SOKSI ilegal sebagai kesalahan fatal yang dilakukan Rusli Zainal. Pertama, kepengurusan SOKSI hasil Munas IX sudah dilantik dan dihadiri Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie serta Ketua Dewan Pembina Akbar Tandjung. Berarti, tambah Suhardiman legitimasi kepengurusan yang ada sekarang sudah sah.

Kedua, hasil Munas IX juga sudah dilaporkan ke Depdagri sebagai satu-satunya ormas SOKSI yang diakui pemerintah, karena itu tidak mungkin pemerintah akan mengakui ormas tandingan.

"Kalau sudah dilaporkan ke pemerintah, mau apa lagi karena ini merupakan legitimasi dari hasil Munas SOKSI yang sah. Bagi saya, sebagai orang yang mendirikan SOKSI dan mengabdikan sisa hidup untuk organisasi dan sudah berumur 86 tahun, saya memiliki pandangan dan akan selalu menanamkan prinsip konsistensi dalam bersikap antara kata dan perbuatan. Ini merupakan moralitas yang paling penting yang harus menjadi pegangan generasi muda dan kader-kader Soksi," kata Suhardiman.

Suhardiman mengaku tetap percaya dengan pikiran yang positif melihat semua perkembangan yang ada. Apalagi tambahnya kepengurusan SOKSI di bawah kepemimpinan Ade Komarudin sudah banyak melakukan program-program positif yang bermanfaat bagi masyarakat.

Suhardiman juga mencontohkan, dalam kepengurusan sebelumnya sempat ada kelompok yang tidak puas dengan hasil munas dengan cara membentuk SOKSI Reformasi yang dipelopori Jhon Simamora, Joko Dolat, Narimbun, Rio Tambunan, Mulia Tarigan, Syukur Sarto, Vera Wawengkang dan beberapa Depidar yang mendukung.

"Mereka yang membentuk SOKSI Reformasi itu juga kader-kader terbaik SOKSI dan semuanya dekat dengan saya, tapi dalam perjalanannya satu persatu telah dipanggil Yang Maha Kuasa. Dedengkolnya Jhon Simamora kenapa masih hidup, karena beliau secara pribadi telah meminta maaf dan sering bersilarurrahmi dengan saya. Ya, saya hanya mendoakan, jika memang SOKSI tandingan akan dideklarasikan, mudah-mudah saja jangan sampai mengalami nasib naas seperti SOKSI Reformasi," ujarnya.

Editor: HARLES SILITONGA
(dat04/ann)

http://202.162.207.101/index.php?option=com_content&view=article&id=147686:suhardiman-soksi-lain-ilegal&catid=95:nusantara&Itemid=146

Tidak ada komentar:

Posting Komentar