Suara Pembaruan, 21 Mei 2010
Skenario Menuju SOKSI 1
Rumor Politik
Kegagalan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) memilih ketua umum dalam musyawarah nasional (munas) yang berlangsung akhir pekan lalu, ternyata memang telah dirancang. Sumber SP menyebutkan, salah satu kandidat yang menyadari tak mendapat dukungan dewan pimpinan daerah (depidar) membuat skenario agar munas deadlock (buntu).
Akibatnya, ketua umum akan dipilih tanpa melibatkan depidar, tetapi oleh sekolompok orang, termasuk sesepuh SOKSI, Suhardiman. “Deadlock itu kan sudah diskenario,” kata sumber tersebut.
Skenario itu dimulai dengan memaksakan aturan main, yakni calon ketua umum harus berdomisili di Jakarta. Padahal AD/ART SOKSI sama sekali tak mengaturnya. Aturan itu sengaja dirancang untuk menjegal kandidat lain yang tak berdomisili di Jakarta. Setelah banyak ditentang, skenario itu pun kandas.
Skenario lain pun dijalankan, dan ternyata sukses. Suasana munas sengaja dibuat kacau, sehingga terjadi deadlock. “Bagi 25 depidar, munas ini tidak deadlock, tetapi hanya diskors. Ketua umum itu harus didukung mayoritas depidar, bukan hanya didukung orang-orang tertentu. Setelah skors dicabut, semoga pemilihan ketua umum bisa berlangsung demokratis,” katanya.
Menurut Ketua Penyelenggara Munas Soksi, Ade Komarudin, sama sekali tidak benar ada upaya untuk membuat deadlock Munas. Lewat pesan singkatnya, Ade mengaku selaku ketua penyelenggara menyesalkan adanya deadlock. Menurutnya, awal mula dari masalah itu adalah adanya draf tata tertib dan draf anggaran rumah tangga “liar” yang telah disiapkan. [A-16/R-14]
http://202.169.46.231/index.php?detail=News&id=19378
Tidak ada komentar:
Posting Komentar