SOKSI dan JK-Wiranto
Ermalindus Sonbay
Semua yang ingat Golkar pasti ingat SOKSI, semua yang ingat SOKSI ingat Prof Suhardiman. Ia adalah seorang pilar pendiri Golongan Karya(Golkar) yang sekarang menjadi Partai Golkar. Bersama Sentra Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Prof Suhardiman pun memberikan apresiasi positif terhadap kebijakan Partai Golkar yang berani untuk mengajukan calon presiden sendiri. Suhardiman yang kini menjadi salah satu anggota pendiri Golkar yang masih hidup di usia partai tersebut yang sudah 45 tahun pada Sabtu(6/6) menerima kedatangan capres Partai Golkar dan Hanura, Jusuf Kalla(JK). JK memenuhi hutangnya untuk sowan ke rumah Prof Suhardiman, karena ketika Suhardiman sakit, JK tidak sempat membesuknya sekalipunketika itu JK sangat berkeinginan membesuk beliau. JK datang dengan mobilnya bernomor polisi B 8889 LV.
Hadir dalam acara tersebut fungsionaris Golkar antara lain, Sekjen Soemarsono, Ketua Umum SOKSISyamsul Muarif dan beberapa elite Golkar dan SOKSI lainnya. Ada AliWongso Sinaga, Oetoyo Oesman, Thomas Suyatno dan barisan muda SOKSI. Secara pribadi maupun sebagai salah seorang tokoh yang berpengaruh dalam tubuh SOKSI, Suhardiman menyatakan dukungannya yang penuh terhadap pasangan JK-Wiranto. Dukungan terhadap pasangan JK-Wiranto didasarkan pada dua hal penting yakni Indonesia membutuhkan pemimpin yang bisa tangkas dan taktis menyelesaikan berbagai bentuk persoalan mendasar yang masih melilit negara yang sangat kaya ini terutama dalam penyelesaian krisis multidimensional. Hal lain yang memberikan nilai positif bagi pasangan JK-Wiranto adalah tekad mereka untuk mengatasi dan memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang sedang dihadapi."Kita membutuhkan figur pemimpin yang quick to see, quick to decideand quick to act. Pemimpin harus cepat melihat, memahami persoalan,cepat mengambil keputusan dan cepat pula bertindak. Semangat Pak Jusuf Kalla sangat kental dengan semboyan tersebut," katanya. Oleh karena alasan ini juga maka SOKSI tidak mau sekadar mendukung melainkan akan memaksimalkan dukungan dengan bekerja dan terus menggalang simpati dan partisipasi masyarakat luas. SOKSI akan tetap menjadi salah satu pilar yang memenangkan pasangan Golkar-Hanura, memenangkan pasangan JK-Wiranto, untuk Indonesia yang lebih baik kenapa tidak lebih cepat, untuk perubahan yang sesungguhnya, lebih cepat-lebih baik. Pada kesempatan itu juga Prof Suhardiman sempat mengeluarkan perhitungan matematis seputar tanggal, bulan dan tahun kunjungan JK ke rumah kediamannya di bilangan Cipete, Jakarta Selatan tersebut.
"Pak JK datang tanggal 6 bulan 6 tahun 09. Kalau dijumlahkan enam ditambah enam ditambah sembilan hasilnya sama dengan dua puluh satu. selanjutnya kalau angka dua ditambahkan angka satu hasilnya adalah angka tiga. Angka tiga adalah angka yang menjadi nomor urut pasangan JK-Wiranto dan bagi saya angka tiga adalah angka yang sempurna. Angka yang paling utuh," katanya.Ia juga menjelaskan bahwa angka bagi kader SOKSI keutuhan tri-dimensional sudah sangat dikenal. Manusia adalah makluk Tuhan,makluk sosial dan makluk pribadi. Menurutnya, dalam diri pemimpin akan terlihat sebuah keutuhan apabila ia memiliki keseimbangan dalam iman,ilmu dan amalnya.Harapan dan doa Prof Suhardiman dan keberuntungan pasangan JK-Wiranto tentunya bukan saja terletak pada hitung-hitungan matematis malam tersebut.
JK-Wiranto membutuhkan hitung-hitungan dukungan yang lebih kuat di tingkat akar rumput. SOKSI dan berbagai elemen JK-Wiranto lainnya akan menjadi sayap gerak yang akan membuktikan keandalan dan kesaktian tersebut. Kita tunggu apakah angka tiga hasil penjumlahan prof Suhardiman tersebut benar-benar sakti bagi JK-Wiranto.
Diposting oleh ERMALINDUS SONBAY
di Tuesday, June 09, 2009 Label: KOMENTAR POLITIK, POLITIK, RUMOR POLITIK
http://ermalindussonbay.blogspot.com/2009/06/soksi-dan-jk-wiranto.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar