Rabu, 10 Agustus 2011

2. Ideologi dan Politik

2. Ideologi dan Politik

IDEOLOGI & POLITIK

Selasa, 17 Agustus 2010, 21:17 WIB

REVITALISASI PANCASILA
SARASEHAN REVITALISASI PANCASILA DIGELAR

Jodhi Yudono | Sabtu, 23 Juli 2011 | 11:07 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com--Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (Depinas SOKSI) Ade Komarudin menyatakan, SOKSI akan menyelenggarakan saresehan nasional antar generasi guna membahas berbagai persoalan bangsa.

"Termasuk revitalisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sarasehan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila ini, sesuai perintah pendiri SOKSI yang meminta agar organisasi ini melakukan konsolidasi internal maupun eksternal," kata Ketua Umum Depinas SOKSI Ade Komarudin dalam diskusi Mencari Solusi Krisis Kepemimpinan Nasional di Jakarta, Jumat.

Sejarah, ujarnya, mencatat bahwa SOKSI lahir dari ibu kandungnya Angkatan Darat yang bertujuan mengganyang PKI yang merongrong Pancasila dan NKRI. Menurut Ade komarudin, saat ini di kalangan generasi muda Pancasila sudah ditinggalkan bahkan seluruh elemen bangsa dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan bernegara.

"Untuk itu, SOKSI bangkit kembali untuk menyelamatkan generasi muda sebagai pemimpin masa depan bangsa," katanya. Ade menjelaskan, sejumlah tokoh nasional, para purnawirawan TNI, keluarga besar SOKSI dan lintas generasi akan dihadirkan dalam sarasehan tersebut untuk membahas kembali nilai-nilai Pancasila yang sudah ditinggalkan.

"SOKSI akan melakukan konsolidasi untuk berperan aktif membantu pemerintah menyelesaikan berbagai persoalan bangsa, terjadi politik intrik yang tidak sehat dan saling menyandera," katanya.

Garda Terdepan

Pendiri SOKSI Prof DR Suhardiman menyatakan prihatin terhadap krisis bangsa yang saling menyandera yang tidak menguntungkan. "Untuk itu, SOKSI harus berperan dan terlibat aktif membantu pemerintah menyelesaikan persoalan bangsa.

Paling tidak, SOKSI harus menjadi garda terdepan bagi masyarakat, melakukan karya nyata dan memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara," ujarnya.

Menurut Suhardiman, dalam menghadapi krisis multidimensi sekarang ini, kebijakan ekonomi harus tetap berpegang pada jalur konstitusi dan tidak terjebak menjadi negara kapitalis.

"Krisis paangan dan minyak dunia yang terjadi di beberapa negara yang membawa kebangkrutan ekonomi harus tetap diantisipasi agar Indonesia tidak mengalami nasib yang sama. Jika krisis pangan ini tidak diatasi segera, bukan tidak mungkin akan menjadi persoalan bangsa," katanya.
Sumber kompas.com >ras

http://soksi.or.id/204/v-i-s-i/ideologi-politik/pi-revitalisasi-pancasila.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar