Kamis, 04 Agustus 2011

Soksi Minta Pemerintah Masukkan Pancasila Dalam Kurikulum

Nusantara | Selasa, 07/06/2011 20:19 WIB

Soksi Minta Pemerintah Masukkan Pancasila Dalam Kurikulum

Jakarta, (ANTARA) - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) Ade Komarudin meminta pemerintah memasukan Pancasila dalam kurikulum dan guru mengajarkan kembali Pancasila mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Perguruan Tinggi (PT).

"Saya berharap dan menitipkan kepada para guru agar Pancasila tetap diajarkan mulai dari SD hingga PT," kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Soksi Ade Komarudin di Jakarta, selasa.

Pelajaran Pancasila sangat penting dalam rangka merevitalisasi kembali semangat dan nilai-nilai ajaran Pancasila kepada generasi muda, khususnya di kalangan peserta didik, katanya.

Menurut Ade Komarudin, saat ini memang ada fenomena yang sangat menyedihkan karena Pancasila sudah tidak lagi masuk dalam kurikulum dan diajarkan di sekolah-sekolah, sehingga banyak pelajar tidak mengerti dan memahami Pancasila.

Kondisi ini memang menyedihkan, padahal ajaran yang terkandung dalam Pancasila sangat penting dalam rangka membentuk prilaku dan karakter bangsa, khususnya di kalangan pelajar, kata Ade.

Ade menjelaskan, di masa penjajahan dulu, musuh besar bangsa adalah kaum penjajah, tapi sekarang musuh besar bangsa adalah bagaimana bangsa ini mampu melawan kebodohan, kemiskinan dan pengangguran.

Andaikan saja ajaran terkandung dalam Pancasila diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah-sekolah tentunya bangsa ini akan mampu menghadapi semua tantangan.

Sekarang ini, banyak generasi muda, khususnya pelajar tidak mengerti arti Pancasila. Jadi, nilai-nilai dan ajaran Pancasila itu sangat penting ditanamkan sejak dini, sehingga akan memupuk kesadaran dan prilaku kita menjadi manusia Pancasilais dan berakhalak mulia, katanya.

Menurut Ade Komarudin, dalam rangka mengamalkan ajaran Pancasila, SOKSI senantiasa mengembangkan demokrasi Pancasila yang mengedepankan musyawarah untuk mufakat.

Politik SOKSI adalah politik harmoni, asketis, dimana para kadernya siap menunda kenikmatan hari ini untuk kenikmatan dihari esok.

Politik SOKSI juga adalah politik menghargai perbedaan dan selalu berusaha mencari titik temu, menyadarkan mereka yang menyebarkan kebencian ketimbang perdamaian serta menghalau yang mempromosikan konflik dan intrik kerja sama membantu rakyat mencapai keadilan dan kemakmuran, tegasnya.

Selain itu, lanjutnya, SOKSI juga siap mempelopori agar ajaran Pancasila bisa diajarkan kembali di sekolah-sekolah, sehingga semangat Bhineka Tunggal Ika tetap menjadi perekat bangsa.

"Bagi SOKSI, Pancasila dan NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar dalam rangka mewujudkan manusia Pancasilais yang selaku mengedepankan spirit kebangsaan dalam rangka mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera," katanya. (*)

http://www.antara-sumbar.com/id/berita/berita/j/21/168465/soksi-minta-pemerintah-masukkan-pancasila-dalam-kurikulum.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar