Rabu, 03 Agustus 2011

SOKSI Desak Pemerintah Atasi Krisis Pangan

SOKSI Desak Pemerintah Atasi Krisis Pangan

Rabu, 12 Januari 2011 | 14:31

JAKARTA- Dewan Pimpinan Nasional (Depinas) Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) mendesak pemerintah segera bergerak cepat mengantisipasi ancaman krisis pangan pada 2011 menyusul sinyal dari FAO, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia.

"Depinas SOKSI mendesak pemerintah untuk mengantisipasi secara serius berbagai peringatan tersebut. Jika pemerintah tidak, maka dikhawatirkan menjadi bola liar yang sangat membahayakan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, termasuk kehidupan para petani," kata Ketua Umum Depinas SOKSI Ade Komarudin kepada wartawan di Gedung DPR Senayan Jakarta, Rabu.

Menurut Ade, saat ini dunia sedang menghadapi ancaman menurunnya produksi pangan akibat perubahan iklim. FAO memprediksi sejak 2009-2015 produksi pangan dunia merosot hingga lima persen. Saat ini secara global, harga pangan dunia sudah naik hingga 35%, sedangkan harga gandum sudah melonjak hingga 50% dan akan membawa efek berganda.

Harga beras internasional saat ini juga terus naik. Di Thailand harga beras telah mencapai US$ 500 per ton, bahkan di California mencapai US$ 875.

"Kenaikan harga pangan dunia ini akan berdampak langsung bagi kondisi pangan nasional karena tingkat ketergantungan masyarakat masih tinggi khususnya impor bahan pangan,” kata dia.

Terkait kondisi harga pangan nasional, SOKSI mencatat pada minggu pertama tahun 2011 masih diwarnai dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok atau sembako. Kenaikan rata-rata bahan pokok seperti beras, minyak, telur, gula dan terigu antara Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram di pasar tradisional, bahkan kenaikan harga pada cabai telah mencapai Rp 120 ribu per kg.

"Kenaikan harga kebutuhan pokok dan bahan pangan akan menjadi pukulan berat bagi rakyat khususnya warga miskin. Hal ini disebabkan pengeluaran maupun kemampuan daya beli keluarga miskin terhadap pangan menempati persentase yang sangat besar dari total pengeluaran keluarga," katanya.

Ade Komarudin juga menambahkan, selain perubahan iklim yang ekstrim, kenaikan harga pangan dan ancaman krisis pangan di Indonesia juga disebabkan karena selama ini pemerintah kurang memprioritaskan pembangunan sektor pertanian.

Dalam jangka panjang, SOKSI mendesak agar program swasembada beras dilakukan secara serius melalui berbagai strategi antara lain peningkatan produktivitas, perluasan areal, strategi pengamanan hasil produksi, serta strategi penguatan kelembagaan dan pembiayaan kepada petani.

Selain itu, lanjutnya, untuk memperkuat ketahanan pangan, SOKSI memandang bahwa setidaknya ada tiga faktor yang harus diperhatikan pemerintah yaitu faktor ketersediaan pangan, distribusi serta faktor keterjangkauan dan daya beli masyarakat.

"Ketiga faktor tersebut sangat penting mengingat pangan merupakan sektor fundamental karena menyangkut hajat hidup masyarakat dan perlu diingat bahwa ketersediaan pangan menjadi tanggung jawab pemerintah," kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar itu. (gor/ant)
http://www.investor.co.id/home/soksi-desak-pemerintah-atasi-krisis-pangan/2871

Tidak ada komentar:

Posting Komentar